ada satu pertanyaan kenapa dalam hal makanan khususnya umat muslim harus memperhatikan prinsip halalan & thoyiban?

Dalam ajaran Islam pada prinsipnya makanan yang yang dikonsumsi harus halalan thoyibah. Jadi, makanan tersebut tidak hanya halal dalam arti tidak mengandung zat / jenis makanan yang diharamkan oleh Allah SWT dan Rosululloh SAW. Akan tetapi, makanan juga harus thoyib ( baik). sebagaiman tersurat dalam Al Qur'an :

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Qs. Al-Baqoroh: 168)

sebagaimana KH Qosim Nurzeha dalam ceramah-ceramahnya menerangkan tentang halalan thoyibah sering mengilustrasikan dengan penderita penyakit DM (diabetes mellitus) dalam mengkonsumsi gula. Gula itu halal akan tetapi bagi penderita DM tidak thoyib karena akan mempengaruhi kesehatan, maka konsumsi gula harus dikurangi.

DR. Yusuf Qordhowi dalam bukunya yang berjudul “Halal-Haram dalam Islam” menyatakan bahwa Allah SWT berhak menghalalkan atau mengharamkan sesuatu kepada manusia sebagaimana Allah SWT menentukan tugas-tugas dan ritual-ritual untuk beribadah sesuai dengan kehendak-NYA. Manusia tidak berhak membantah. Itu adalah hak rububiyah Allah SWT sekaligus konsekuensi penghambaan manusia terhadap Allah SWT. Seperti halnya pengharaman khomr sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an:

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar* dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, (Q.S Al-Baqoroh : 219).

ket :*minuman keras

Berdasarkan keterangan diatas maka sebenarnya makanan yang dihalalkan oleh Allah SWT dapat dipastikan thoyib. Makanan yang diharamkan dapat dipastikan tidak thoyib, meskipun kita tidak boleh memakan makanan halal dan meninggalkan makanan haram hanya karena hikmah yang terkandung dalam aturan Allah SWT. namun juga sebagai pematuhan karena keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Salah satu contoh logika dan ilmiah, Kenapa Islam melarang Darah untuk dimakan, berdasar analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat?), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi Kesehatan, karena senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh Ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni

Dan inilah hikmah dibalik prosedur penyembelihan hewan dalam islam, seorang penyembelih, selagi menyebut nama dari Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh. hal ini di menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya, sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging, yang pada akhirnya mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun

Bagaimana dengan Babi? Babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher, disamping itu ilmu kedokteran modern menunjukan indikasi babi sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, salah,selain itu sistem biochemistry Babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya, yang harusnya di keluarkan.

Hal tersebut juga dapat mengambarkan kenapa kita tak boleh makan bangkai binatang, subhanallah, sungguh besar hikmah di balik sesuatu yang di haramkan oleh Allah SWT, untuk kebaikan dan kesehatan mahluk ciptaanNya


* di ambil dari berbagai sumber

Comments (0)