Pernah makan di kucingan atau tertarik makan di kucingan, apabila di amati, tidak hanya musik,yang bergenre,"kucinganpun" mempunyai genre,

"kucingan" merupakan salah satu tempat makan favorit bagi sebagian kalangan baik mahasiswa,remaja atau golongan ekonomi menengah ke bawah,selain asyk sebagai tempat nongkrong dan diskusi, menu dan pilihan "nyamiannya" beragam dengan harga yang relatif murah untuk sekedar nasi bungkus,mie, teh maupun kopi serta gorengan dll, biasanya di sebuah tenda, grobak, kursi dan meja, atau alas tikar di pinggir jalan

dinamakan "kucingan" karena sebelum tahun 2000an, nasi bungkus di tempat itu hanya dua nasi kering dan nasi teri, di lihat dari jumlah nasinya yang sedikit dicampur ama teri seperti makanan kucing,jadi populer disebut "kucingan" meskipun sebenernya banyak nama untuk hal tersebut sperti warung cowby,warung wedang,dsb

setidaknya ada dua genre besar "kucingan" di Semarang, apabila di lihat dari penampilan, menu dan asal daerah pedagang, dua genre tersebut adalah
pertama : Klaten, "kucingan" model ini udah eksis sejak lama, cirinya seperti angkringan di Yogya, Gerobak, di dalamnya ada tungku berbahan bakar arang, diatas ada 3 teko air, untuk air panas, dan jahe, dengan menu nasi bungkus biasanya kering,teri, dan telor,dengan berlentera lampu sentir, biasanya pedagangnya berasal dari daerah sekitar kec wedi kab Klaten, salah satu kelebihanya karena masih munggunakan arang untuk tehnya biasanya rasa khas dan nikmat selain itu juga ada request "Bakaran" sperti kepala,sate usus, dsb, di layani dengan baik, karena suasananya temaram,sehingga menjadi tempat yang enak untuk menghabiskan waktu di malam hari, di semarang cukup banyak di antaranya mas roni, Jl Hayam wuruk, & di depan lapangan SGO

Kedua : Demak, "kucingan"model ini mulai eksis di daerah Johar sebelum menyebar ke seluruh semarang, berbeda dari genre klaten penampilannya untuk gerobak seluruh space di gunakan untuk menaruh nasi bungkus,gorengan, dan makanan kecilnya, sedangkan untuk kompor berbahan bakar Gas atau minyak tanah di taruh di meja kecil lainnya, menggunakan lampu neon sebagai penerangnya, dengan pilihan nasi bungkus yang beragam dan bervariasi dari nasi goreng,nasi babat,ayam gongso, ati, ayam goreng, dsb tentunya dengan lauk porsi yang ala kadarnya, dan biasanya pedagangnya perasal dari sekitar kecamatan Wedung Kab.Demak, kucingan model ini cukup populer, karena menawarkan menu yang beragam dan variasi meskipun lauknya cukup sedikit namun cukup merasakan menu enak dan mewah dengan harga yang relatif murah dan dengan suasana yang terang benderang sehingga membuat sebagian pengujung merasa nyaman, sebagai misal Al Barokah di Jl. Pleburan Barat, depan Swanet, mas Ghofur di kusumawardani,depan Martabak House, Depan kel. Sampangan, Puspowarno, disamping eks biaskop atrium dan tanah mas, cukup populer dan banyak pengunjungnya

Comments (0)